10 Tips Makan yang Aman untuk Kesehatan Ibu Hamil
Demi menjaga kehamilan, Mam tentu perlu ekstra hati-hati dalam mengonsumsi makanan. Selain memerhatikan kecukupan gizi dalam makanan, faktor keamanannya juga harus diamati. Apakah makanan tersebut telah dimasak hingga matang? Apakah bahan-bahan yang digunakan untuk makanan tersebut dijamin tidak tercemar? Apakah proses pengolahannya sampai menghilangkan unsur gizi di dalamnya? Apakah alat masak yang digunakan untuk mengolah makanan benar-benar bersih?
Faktanya, tidak semua jenis makanan baik dikonsumsi oleh ibu hamil. Contohnya adalah makanan olahan yang umumnya mengandung zat aditif seperti pengawet, pewarna, pengembang, dan sebagainya. Zat-zat kimiawi tersebut dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi janin. Selain itu, Mam juga sebaiknya tidak mengonsumsi makanan mentah seperti sushi atau sayuran segar yang belum dimasak. Makanan mentah bisa saja mengandung bakteri atau parasit yang dapat membahayakan pertumbuhan serta keselamatan janin.
Untuk menjaga kehamilan Mam agar senantiasa sehat, perhatikan 10 tips menjaga keamanan makanan berikut:
1. Usahakan untuk mengonsumsi makanan yang dimasak sendiri. Gunakan bahan pangan alami yang lebih terjamin kandungan gizinya ketimbang pangan kemasan yang telah ditambahi berbagai zat aditif.
2. Hindari mengonsumsi makanan yang menggunakan sodium nitrit sebagai pengawet. Kandungan zat yang umumnya terdapat pada daging yang diawetkan tersebut ternyata dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
3. Cuci bersih semua buah dan sayuran sebelum diolah dan dikonsumsi. Tujuannya, untuk menghilangkan sisa pestisida yang masih menempel pada buah dan sayuran dan untuk menghilangkan lapisan lilin yang melekat pada beberapa jenis buah dan sayuran, seperti tomat, apel, terung, paprika, dan mentimun. Seluruh buah dan tanaman yang ditumbuhkan secara konvensional pasti menggunakan pestisida.
4. Membeli pangan organik. Tidak semua makanan yang dikonsumsi harus berjenis organik. Khusus untuk pangan yang biasanya memiliki sisa pestisida cukup banyak, belilah jenis organik. Contohnya, apel, ceri, anggur, pir, stroberi, kentang, seledri, paprika, dan bayam. Sementara pangan yang tidak harus organik karena tidak mengandung pestisida yaitu, kiwi, pisang, mangga, pepaya, nanas, avokad, asparagus, kacang kapri, dan bawang bombay.
5. Hindari membeli daging, ikan, dan telur yang tidak disimpan dalam lemari pendingin atau tidak dibekukan.
6. Jaga kebersihan alat masak serta tempat mencuci piring. Sering-seringlah mencuci serbet dan mengganti spons pencuci piring.
7. Jaga suhu udara di kulkas agar tidak lebih dari 5OC. Sementara suhu di freezer idealnya -18OC.
8. Protein hewani seperti daging sapi, ikan, atau unggas yang telah dibumbui sebaiknya disimpan di dalam kulkas alih-alih dibiarkan di suhu ruangan. Setelah proses membumbui selesai, segera buang sisa cairan bumbu yang tidak terpakai karena dikhawatirkan akan ditumbuhi bakteri berbahaya.
9. Hindari mengonsumsi protein hewani dalam kondisi setengah matang atau mentah. Selalu masak daging dan ikan hingga matang pada suhu 71OC, serta unggas pada suhu 74OC.
10. Pilih produk olahan susu (dairy) yang telah di-pasteurisasi dan disimpan dalam lemari pendingin. Keju yang teksturnya lembut seperti keju feta, Brie, dan blue cheese (umumnya produk impor) berpotensi tercemar oleh bakteri listeria.
Setiap ibu hamil memiliki cara tersendiri dalam menjaga kehamilan. Memerhatikan keamanan pangan yang dikonsumsi selama kehamilan tidak hanya penting untuk melindungi pertumbuhan janin, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan Mam. Jadi, mulai sekarang telitilah dalam mengonsumsi dan menjaga keamanan makanan demi kesehatan Mam dan si Kecil, ya.
Sumber: www.parentingclub.co.id
Tidak ada komentar